1. Sejarah Desa
Desa Kalirejo awalnya merupakan kawasan alas /hutan yang masih berpenduduk sedikit,sehingga pada masa penjajahan Belanda dipegunakan oleh Pangeran Diponegoro sebagai salah satu tempat persembunyian/ persinggahan untuk menyusun taktik / siasat melawan Belanda .Hal ini dapat di buktikan dengan adanya sebuah Petilasan P.Diponegoro didusun Kalipucung tengah dan dua makam prajurit P.Diponegoro yang bernama Raden Raji dan Raden Soleh yang berjuluk Kyai Sampir selain itu juga masih ada peninggalan benda sejarah berupa jubah dan ikat kepala Raden Raji,Beteng pertahanan dan juga Langgar Agung sebagai tempat peribadatan.
Pada waktu itu wilayah Desa Kalirejo dipimpin oleh dua lurah yaitu :
1.Lurah Doromanto trah dari kraton Yogyakarta,wilayah pemerintahanya (Karang wetan,Krajan/Kalikendo,Tahunan dan Kalipucung ).
2.Lurah Sawah wilayah pemerintahanyanya ( Sabrang,Karangkulon,Brodan,Glagah,Gumuk dan Kobar ).
Visi dan misi kepemerintahannya adalah siring dan sejalan yaitu bersatu untuk mengusir penjajah .Dimasa itu tatanan keperintahan belum tertata dengan baik sehingga masyarakat masih bingung ,masyarakat mudah diperdaya dengan berbagai alasan dengan dalih untuk membantu laskar perjuangan P.Diponegoro.Dengan kondisi tersebut membuat warga kacau balau yang kaya dirampok yang miskin di tindas.
P.Diponegoro sangat benci kepada penjajah Belanda sehingga semangat perjuangan dengan dukungan laskarnya membuat Belanda menggunakan berbagai cara untuk mematahkan perlawanan P.Diponegoro termasuk dengan menggunakan tipu daya.Dengan menggunakan paman dari P.Diponegoro yang bernama R.Ronggo yang pada waktu itu berada di Menoreh dekat markas laskar P.Diponegoro.Dengan dalih perundingan Belanda meminta P.Diponegoro untuk menhadiri perundingan di kantor Karesidenan Kedu Magelang melalui bujukan R.Ronggo.Dan akhirnya P.Diponegoro datang sendiri ke kantor Karesidenan Kedu Magelang dan disana ternyata beliau di jebak dan diasingkan ke Makasar.
Setelah P.Diponegoro tertangkap Laskar perjuangannya sebagian besar yang kembali ke kraton Yokyakarta dan sebagian kecil tinggal di Kalirejo yang tersohor sebagai tokoh agama adalah :
1. Raden Abu Soleh yang berjuluk simbah Kyai Sampir (dimakamkan di Astana Ngringin,dsn Kalipucung wetan)
2. Raden Raji yang disebut Mbah Raji. (dimakamkan di Astana Nglarangan,dsn Kalipucung kulon)
Penduduk masih teringat akan perjuangan para pendahulu dalam menghadapi penjajah.Warga tinggal dengan aman damai di tanah tumpah darahnya yang terletak di ujung barat daya wilayah kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa tengah yang bernama desa Kalirejo.Dengan semboyan Keri –keri Rejo yang mengandung filosofi betapa panjang dan beratnya nilai perjuangan untuk menuju kemerdekaan.Dua wilayah disatukan dengan di jadikanya salah satu jada lurah menjadi selir oleh pengusa /lurah Wiromoyo,sebagai titik awal penyatuan dua kepemimpinan yang berbeda.
Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat :
Kepala Desa I : Wiromoyo Tahun 1810 - 1865
Kepala Desa II : Kasdu Tahun 1865 - 1890
Kepala Desa III : Djoyo Dimejo Tahun 1890 - 1920
Kepala Desa IV : Mustahal Tahun 1920 - 1940
Kepala Desa V : Wiro Penompo Tahun 1940 - 1942
Kepala Desa VI : Ahmad Tamin Tahun 1942 - 1988
Kepala Desa VII : H.tumus Zain,Spdl Tahun 1988 - 2007
Kepala Desa VIII : Marjito Tahun 2007 - 2010
Kepala Desa IX : Sukardi Tahun 2010 – 2016
Kepala Desa IX : Agus Prastya Tahun 2016 – Sekarang
2. Profil Wilayah Desa
A.KONDISI GEOGRAFIS
Desa Kalirejo merupakan salah satu desa di Jawa Tengah yang terletak di ujung barat daya kabupaten Magelang yang berbatasan lansung dengan Kabupaten Purworejo dan Provinsi DIY, dengan batas desa :
- sebelah utara : Desa Menoreh ,Kec Salaman,Kab Magelang.
- sebelah Timur : Desa Ngargoretno dan Desa Paripurno, Kec Salaman,Kab Magelang.
- sebelah Selatan : Desa Ngargoretno Kec Salaman,Kab Magelang dan
Kab Kulon Progo.
- sebelah Barat : Desa Pekacangan,Kec Bener,Kab Purworejo.
Secara geografis terletak pada 07o 35’ 00“ sampai dengan 07o 38’ 30“ LS dan 110o 07’ 00“ sampai dengan 110o 08’ 40“ BT